Saturday, September 27, 2014

Gaza: Authentic Mediterranean Resto, Bandung

Saya punya seorang sahabat yang biasanya menemani saya di akhir minggu. Salah satu kegiatan rutin kami adalah mencoba tempat-tempat makan yang ada di Bandung dan sekitarnya. Sejujurnya, saya tidak merasa kompeten untuk membuat food blog, berhubung saya jenis orang yang rewel masalah makanan. Tapi, sayang juga kalau misalnya semua pengalaman kami hanya kami simpan sendiri. Kita tidak pernah tahu, mungkin saja post sederhana ini bisa membantu orang lain yang galau memilih menu makan mereka, bukan? 

Maka ijinkanlah saya mencoba berbagi. 

Post kali ini adalah tentang Gaza: Authentic Medirretanean Restaurant

Papan penanda di depan restaurant
Kenapa kami memilih tempat ini? Awalnya karena sahabat saya sedang ingin menikmati makanan timur tengah. Setelah melakukan research, Gaza muncul di deretan atas tempat yang direkomendasikan. Perlu perjuangan untuk kami mencapai tempat ini, berhubung kami tinggal di ujung lain Bandung dan kebetulan weekend ini adalah perayaan ulang tahun Bandung yang ke 204. 

Tapi semua macet yang kami alami di jalan cukup terhapuskan setelah makanan terhidang di hadapan kami. 

Hal menarik pertama tentang restoran ini, adalah tempat parkirnya yang jauh lebih besar dibanding tempat makannya sendiri. Sayangnya, saya lupa mengambil foto seluruh tempat. Tempat makannya berupa ruangan terbuka, dan hanya ada kurang dari 20 set meja. 

insert peta di dalam buku menu

Setiap meja di sini, disertai lubang seperti ini di tengahnya. Untuk apa? 
Hal menarik kedua adalah lubang seperti foto di atas. Saya awalnya mengira lubang tersebut berguna untuk asbak bagi pengunjung yang merokok. Lalu, saat makanan akan dihidangkan, kami dhampiri seorang pegawai yang membawa teko air, sabun cuci tangan dan handuk kecil. Beliau menawarkan jika kami mau dibantu untuk mencuci tangan. Saat kami menjawab mau, beliau membantu dengan menuangkan air ke tangan kami, di atas lubang ini. 

Yup, ternyata lubang ini berguna untuk menampung air pembuangan cuci tangan. Keren loh,

Mari kita mulai dengan menu minuman. 

Cold Marakesh Tea, idr 17.000

Haleeb Ma'haal, idr 22.500
Kami masing-masing memesan satu minuman, Marakeesh tea untuk saya, Cold Lemon Lime (idr13.900) untuk sahabat saya (lagi-lagi saya lupa mengambil foto). Awalnya sahabat saya berencana memilih Haleem Ma'haal saja, tapi atas rekomendasi pegawai, akhirnya kami membagi minuman ini berdua sebagai hidangan tambahan. 

Menurut saya, juara hari ini adalah Haleeb Ma'haal. Menurut resep yang saya temukan, minuman ini adalah susu dengan kapulaga (cardamon). Yang terasa di lidah sih sebenarnya lebih mirip ke campuran jahe dan kayu manis, tapi mungkin saja lidah saya salah. Disajikan dalam teko keramik dan gelas kecil, minuman ini sangat enak untuk dinikmati perlahan... sambil menikmati kemacetan jalan yang terlihat di depan restoran, hahah. 

Hal menarik ketiga, lemon lime yang dipesan sahabat saya, sangat segar dan cenderung asam. Marakeesh tea punya saya, yang intinya adalah green tea plus mint, memiliki rasa yang segar ringan. Sementara Haleeb Ma'haal, kaya akan rasa rempah dan susu. Saran saya adalah meminum masing-masing secara terpisah, karena perpaduannya tidak terlalu cocok di lidah. 

Nah, saatnya menuju makanan.  
Shiz Kuzu, idr 59.900

Ruzz Kabsa Kharuv, idr 55.500
Shiz Kuzu adalah daging kambing dengan sedikit bumbu (rasa dagingnya kuat), plus bawang bombay dan tomat yang dipanggang dalam bentuk sate. Satu porsi berisi 3 tusuk, dihidangkan dengan 2 lembar roti, salad berbahan paprika, bawang bombay dan tomat, serta saus yang berbahan dasar susu. 

Ruzz Kabsa Kharuv adalah daging kambing yang dimasak ala stew, disajikan dengan nasi rempah, serta sambal berbahan tomat segar. 

Selain dua menu di atas kami juga memesan snack bernama Arayas Dujjaj (idr 24.500). Snack ini berupa roti (seperti roti yang ada di menu Shiz Kuzu), berisi daging cincang, dihidangkan dengan salad dan saus berbahan dasar susu (seperti yang ada di menu Shiz Kuzu juga).

Seperti saya tulis di awal, saya adalah orang yang rewel masalah memilih makanan. Saya tidak pernah suka lemak pada daging, dan saya tidak suka bagian daging yang terlalu dekat dengan tulang karena aromanya terlalu kuat. Kemarin, ketika Ruzz Kabsa Kharuv pesanan saya datang, saya sedikit khawatir. Tiga potongan besar daging yang dihidangkan terlihat penuh lemak dan bertulang. 

Tapi saya berhasil menghabiskan dua potongan besar itu, potongan ketiga saya hibahkan ke sahabat saya karena saya sudah kenyang. Ya, saya yang pemilih ini berhasil memakan daging berlemak. Mungkin karena bumbunya kuat dan entah bagaimana cara masaknya, daging kambing yang saya makan sama sekali tidak beraroma kuat dan memiliki tekstur yang lembut. Singkat kata, enak. 

Kesimpulan
Apakah kami akan kembali mengunjungi tempat ini? Jawabannya adalah ya. Walau harganya cukup di atas budget makan harian, rasa makanan dan minuman yang cocok dengan selera kami berdua meyakinkan kami untuk datang kembali di masa depan. 

Hal menarik keempat, dengar-dengar dari seorang teman yang rumahnya dekat dengan restoran ini, Gaza tetap buka di bulan puasa. Namun, mereka hanya mau melayani makanan untuk foreigner yang pasti bukan muslim. Jika pengunjung yang datang bertampang lokal, maka pelayan akan menolak untuk menyajikan makanan. Interesting.

======

Gaza Medirretanean Restaurant
JL Pahlawan No 72, Jawa Barat 40124, Indonesia
+62 22 7219361

Food:  idr 45.000 - 60.000    (di menu ada menu kambing panggang satu ekor, kira-kira idr 1.000.000)
Drinks:  idr 10.000 - 30.000
Open: 13.00 - 01.00

Wednesday, January 1, 2014

Starting the year with a bang

fireworks, right outside my bedroom window
Seriously, I think people are taking this saying too literally on any New Year's eve. It's almost like a war out there, with loud bangs, noisy horns and bright fire crackers burning in the sky. To put maters to worse, I couldn't sleep until 3 in the morning last night, for some unknown reason.

As a result, I ended up waking late, throwing away half of the last vacation day with sleeping groggily. I decided to cook for the afternoon, so off I went for a quick shopping before making...

http://eemoticons.net Doenjang Jjigae   http://eemoticons.net

For those who does not know, Doenjang Jjigae is korean style soybean paste stew. I fell in love with it from the first time I tasted it. And thank God for the internet, I found the recipe that easily helped me to make this stew myself. Check here for the recipe.

Alas, I found another problem at the market. I can't find some of the ingredients I was looking for. Hey, even grocers and suppliers need their vacation too, right? :D

So I made due with anything I can find. Regular cucumber instead of zucchini, canned mushroom instead of fresh ones, minced meat (I found some leftover in the fridge), and even a yellow tofu (usually used for fried tofu) instead of white ones.


But you know what, even with those ingredients and the result looking like this sad little picture below, it still taste marvelous. Especially on a cold evening. Come over to my house, there's still some in the kitchen. :p

Eat me~
I had dinner while watching the new MV from my favorite idol group, Morning Musume. '14 (read as Morning Musume One Four). Yeah, management decided that it's a good idea to add the year behind their name starting this year. I myself don't really care. I've been following them long enough to love them through all the ups and down. http://eemoticons.net

Thus, here's the video to grace our first day of 2014 and to spread the love for Morning Musume. '14. 


As always, thank you for reading and see you again soon.

PS. I found this site for cute emoticons. Yay emoticons!
Now I can make my blog more lively.
http://eemoticons.net